Indragiri Hilir - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Indragiri Tembilahan melakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman/MoA (Memorandum of Agreement) dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Riau Pekanbaru di aula top 5 tembilahan,Selasa, (01/10/2024). Dalam Penandatanganan MoA dilakukan masing-masing Dekan yaitu Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Indragiri Dr. Ahmad Rifa'i, SE., M.Si dan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Riau Pekanbaru Dr. Hj. Alvi Furwanti Alwie, SE., MM.
Bertepatan dengan kegiatan Penandatanganan MoA, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Indragiri melaksanakan Kegiatan Character Building untuk Mahasiswa Baru TA 2024/2025. Character Building adalah sistem pendidikan soft skill untuk mahasiswa baru yang mengutamakan tujuan pembentukan karakter dan integritas, character Building sesuai dengan peraturan dan standar Nasional Pendidikan Tinggi, sehingga menjadi kegiatan yang konstraktif dan menunjang mahasiswa baru untuk sukses secara akademik baik hard skill maupun soft skill.
Menurut Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Indragiri Safrina Dina, SE., MM, Kegiatan Character Building bertujuan untuk menumbuhkan sikap kepemimpinan dan rasa kebangsaan kepada siswa baru, mendorong siswa baru untuk memiliki karakter saintis muda yang kritis, kreatif, inovatif serta berperan aktif dan menumbuh karakter yang berintegritas.
Kegiatan pembentukan karakter mahasiswa baru Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Indragiri TA 2024/2025 melalui serangkaian pemaparan materi. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB).
Raju Maulana, SE., MM sebagai Pemateri Kegiatan Character Building Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Indragiri Tembilahan TA 2024/2025 memamparkan bahwa mahasiswa merupakan generasi dengan segudang potensi. Pendidikan di universitas seharusnya mendorong mereka untuk mengembangkan potensi dan siap menjadi tenaga pembangun bangsa. Sayangnya, cara membangun karakter mahasiswa masih dianggap remeh dibandingkan materi pendidikan lainnya. Akibatnya, kita banyak melihat mahasiswa atau lulusan universitas yang masih manja dan tidak siap berjuang.
Pembangunan karakter (character building) kini menjadi salah satu isu yang banyak didiskusikan. Sekolah dan kampus dituntut untuk memasukkan unsur pembangunan karakter dalam kurikulum. Hal tersebut dapat ditempuh dalam berbagai langkah, misalnya sebagai berikut; mengajak Mahasiswa Mengenali Lingkungannya. Cara membangun karakter mahasiswa dimulai dari pembentukan kesadaran dan empati terhadap lingkungan sekitar. Mahasiswa harus belajar tentang problem nyata serta hal lain yang banyak menjadi perhatian masyarakat. Pendidik atau instruktur bisa mengajak mahasiswa untuk lebih memerhatikan masalah sosial, tren, serta kabar terkini.
Proses pengenalan dapat dilanjutkan dengan diskusi. Pendidik sebaiknya meminta mahasiswa untuk melakukan pengamatan dan menyampaikan opini mereka tentang berbagai problem atau tren tersebut. Selain mengasah wawasan, kegiatan ini juga akan semakin meningkatkan perhatian mahasiswa terhadap lingkungannya.
Selanjutnya Raju Maulana menyampaikan berkaitan pengembangan karakter dapat terjadi ketika mahasiswa telah belajar untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Pihak kampus atau pendidik dapat membuat program kegiatan yang mengharuskan mahasiswa untuk menyumbangkan waktu dan tenaga bagi pihak lain dalam masyarakat. Hal ini bisa berupa kegiatan kerja bakti, penggalangan dana, pemulihan bencana, dan sebagainya.
Dengan terjun langsung untuk memperbaiki problem lingkungan, mahasiswa akan memahami makna berkontribusi untuk masyarakat. Hal ini akan menyiapkan mental mereka, agar tidak kaget ketika sudah lulus dari lingkungan kampus yang nyaman dan memasuki dunia nyata. Kemudian mengenalkan Mahasiswa pada Perbedaan. Pemahaman tentang perbedaan kini menjadi salah satu isu penting dalam pembentukan karakter. Cara membangun karakter mahasiswa bisa dimulai dengan membiasakan mereka pada komunitas atau kelompok yang berbeda. Misalnya, kampus atau tenaga pendidik bisa mengatur kegiatan untuk mengunjungi komunitas agama atau etnis tertentu untuk berkenalan dan saling membantu.(*Yanti**)