.jpg)
.jpg)
86BERITA // TASIKMALAYA - Semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat, maka semakin bertambah pula sampah plastik yang dihasilkan. Wajar jika kemudian menjadi permasalahan lingkungan yang serius.
Seperti diketahui, bahwa sampah plastik sangat sulit untuk hancur, dibutuhkan puluhan bahkan ratusan tahun agar terurai. Oleh karenanya, diperlukan solusi alternatif agar keberadaan sampah plastik dapat ditangani dengan baik.
Banyaknya aktivitas dari kegiatan manusia tidak jarang menghasilkan material berupa benda sisa, secara terus menerus akan menjadi tumpukan di alam. Hal ini jika dibiarkan akan menjadi masalah serius dan merugikan masyarakat, mencemari lingkungan dan menyebabkan banjir.
Dalam mengatasi masalah itu, sebagian warga Perumahan Mutiara Tasik Regency yang diketuai Anton berinisiatif untuk mendirikan 'Bank Sampah'. Bank sampah tersebut terdiri atas limbah sampah yang sudah tidak digunakan lagi seperti botol air minum, kardus, koran dan lain sebagainya.
Adanya bank sampah di Perumahan Mutiara Tasik Regency diharapkan dapat membantu warga yang ekonominya terdampak karena covid-19.
"Sampah botol yang diremas dan disendirikan sesuai dengan jenisnya, memudahkan pengepul untuk menimbang dan juga memberikan harga yang lebih tinggi, kemudian sampah yang tidak bisa di kelola langsung di angkut oleh truk sampah," ujar Anton.
Dengan adanya bank sampah itu, membuat warga merasa antusias mengumpulkan sampah sampah sisa yang bisa dijual. Dengan adanya kegiatan itu, diharapkan dapat dicontoh oleh kampung atau perumahan lainnya, juga diharapkan dapat lebih menghargai lingkungan, lebih sadar bahwa manusia sendirilah yang dapat mencegah sesuatu yang buruk terjadi di lingkungan masing masing.
Sementara itu, salah seorang warga, Ali Ridwan mengungkapkan hadirnya Bank Sampah memiliki dampak positif, terlebih lokasi bank sampah tak jauh dari pemukiman warga, sehingga warga tidak perlu repot jauh untuk membuang sampah.
(Gian Sugiana)
